Hai, kali ini zleeb.com akan menyajikan puisi-puisi karya khanafi, temanya seputaran tentang pernikahan.
Khanafi ini dulu adalah teman kkn admin ketika masih kuliah, dia sewaktu kkn barang bawaannya lebih banyak buku daripada bajunya. Sesuatu yang udah langka banget dijumpai di anak muda jaman sekarang. Buku adalah dunia yang asyik baginya. Sempat sering berbagi pikiran, ngobrol haha hihi, hingga akhirnya ketularan seneng membaca. Sempat juga admin ikut-ikutan bikin puisi.
Khanafi udah dari jaman kuliah berkutat dengan perpuisian duniawi. Hingga sekarang mungkin 5 tahun kemudian namanya mulai dikenal di berbagai media cetak dan media online. Sebagai teman ikut senang dan proud. Melihat ketekunannya mulai memberikan hasil. Dan suatu ketika di hari admin menikah, admin ingin sekali diberikan puisi dari khanafi. Setelah diobrolkan jadilah 5 daftar puisi berikut ini.
maka pada sebuah undangan pernikahan
kita tercetak bersama sebagai cinta
sedang sebagian dari hidupku yang pendek
akan dikenal halaman-halaman ceritamu
dan yang lain hanyalah kehilangan-kehilangan
namaku tidak pernah lengkap tanpa namamu
maka pada sebuah undangan pernikahan
segala nasib, seluruh waktu yang cepat berlalu
tak akan mengizinkan kau atau aku
tertinggal jadi satu nama
2020
selama engkau masih kekasihku, takkan ada
yang bisa menggantikan wajah atau namamu
di buku merah-hijau itu, atau di hatiku
selamanya aku dan kau bisa bersama
terbawa pada setiap rumah sewa
dan orang-orang yang tak tahu
akan membaca cinta melalui pintunya
dan jendela kaca yang kadang terbuka gordennya
betapa senyum yang melengkung di dalamnya
dan canda kisah kita seusai masakan jadi di gelaran
bahkan menimbulkan hujan dan burung-burung iri
sambil merapikan hari-hari yang rontok
dari penanggalan lapuk, serta tagihan hidup
dengan buku-buku jari kita yang lembut
seakan tak ada yang bisa menggantikan waktu-waktu ini
tidak orang-orang yang telah pergi
2020
engkau telah mencintaiku, seorang lelaki
yang angan-angannya selalu tinggi, dan kini
semua cuma bisa terbang jadi guguran mimpi
boleh jadi sekali-kali kau menangkap
ketakutan di mata langit, dan di matanya
untuk memahami dunia angin yang keras
serta pukulan-pukulan membentur nasibnya
bahkan kau tahu betapa bosannya ia
sehingga setiap hari selalu ada rasa baru
pada piring masakanmu
2020
engkau takkan pernah bisa kecewa padaku
sebab akulah lelaki yang telah ditakdirkan untukmu
jika kesedihan terlepas dari matamu
seperti burung-burung terbang itu
aku akan muncul sebagai sangkar
yang menyimpan airmatamu
karena akulah pemburu yang dikutuk
untuk merawat setiap kebahagiaanmu
2020
ketika aku mencintaimu
mudah saja melupakan hujan dan panas
ketika aku mencintaimu
mudah saja tak mengenang segala yang lepas
ketika aku mencintaimu
mudah saja mengabaikan siapa diriku
2020
Khanafi, lahir di Banyumas, Jawa Tengah, pada 4 Maret 1995. Tulisan-tulisannya berupa puisi, cerpen, dan essay tersiar di beberapa media massa baik situs daring maupun cetak, serta terikut dalam berbagai buku antologi puisi. Beberapa puisinya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Prancis. Penulis berkhidmat di Forum Penyair Solitude. Mengarang puisi ditekuninya semenjak pertama menginjakkan kaki di bangku perkuliahan. Sehari-hari bekerja sebagai editor lepas. Sekarang penulis tinggal di Purwokerto dan tengah merampungkan buku kumpulan puisinya.
Bonus Foto
Khanafi ini dulu adalah teman kkn admin ketika masih kuliah, dia sewaktu kkn barang bawaannya lebih banyak buku daripada bajunya. Sesuatu yang udah langka banget dijumpai di anak muda jaman sekarang. Buku adalah dunia yang asyik baginya. Sempat sering berbagi pikiran, ngobrol haha hihi, hingga akhirnya ketularan seneng membaca. Sempat juga admin ikut-ikutan bikin puisi.
Khanafi udah dari jaman kuliah berkutat dengan perpuisian duniawi. Hingga sekarang mungkin 5 tahun kemudian namanya mulai dikenal di berbagai media cetak dan media online. Sebagai teman ikut senang dan proud. Melihat ketekunannya mulai memberikan hasil. Dan suatu ketika di hari admin menikah, admin ingin sekali diberikan puisi dari khanafi. Setelah diobrolkan jadilah 5 daftar puisi berikut ini.
Daftar isi :
- Pada Sebuah Undangan Pernikahan
- Kisah Kita
- Pada Piring Masakanmu
- Lagu Bahagia
- Ketika Aku Mencintaimu
Pada Sebuah Undangan Pernikahan
diriku tanpamu tidak pernah utuhmaka pada sebuah undangan pernikahan
kita tercetak bersama sebagai cinta
sedang sebagian dari hidupku yang pendek
akan dikenal halaman-halaman ceritamu
dan yang lain hanyalah kehilangan-kehilangan
namaku tidak pernah lengkap tanpa namamu
maka pada sebuah undangan pernikahan
segala nasib, seluruh waktu yang cepat berlalu
tak akan mengizinkan kau atau aku
tertinggal jadi satu nama
2020
Kisah Kita
selama engkau masih kekasihku, takkan ada
yang bisa menggantikan wajah atau namamu
di buku merah-hijau itu, atau di hatiku
selamanya aku dan kau bisa bersama
terbawa pada setiap rumah sewa
dan orang-orang yang tak tahu
akan membaca cinta melalui pintunya
dan jendela kaca yang kadang terbuka gordennya
betapa senyum yang melengkung di dalamnya
dan canda kisah kita seusai masakan jadi di gelaran
bahkan menimbulkan hujan dan burung-burung iri
sambil merapikan hari-hari yang rontok
dari penanggalan lapuk, serta tagihan hidup
dengan buku-buku jari kita yang lembut
seakan tak ada yang bisa menggantikan waktu-waktu ini
tidak orang-orang yang telah pergi
2020
Pada Piring Masakanmu
engkau telah mencintaiku, seorang lelaki
yang angan-angannya selalu tinggi, dan kini
semua cuma bisa terbang jadi guguran mimpi
boleh jadi sekali-kali kau menangkap
ketakutan di mata langit, dan di matanya
untuk memahami dunia angin yang keras
serta pukulan-pukulan membentur nasibnya
bahkan kau tahu betapa bosannya ia
sehingga setiap hari selalu ada rasa baru
pada piring masakanmu
2020
Lagu Bahagia
engkau takkan pernah bisa kecewa padaku
sebab akulah lelaki yang telah ditakdirkan untukmu
jika kesedihan terlepas dari matamu
seperti burung-burung terbang itu
aku akan muncul sebagai sangkar
yang menyimpan airmatamu
karena akulah pemburu yang dikutuk
untuk merawat setiap kebahagiaanmu
2020
Ketika Aku Mencintaimu
ketika aku mencintaimu
mudah saja melupakan hujan dan panas
ketika aku mencintaimu
mudah saja tak mengenang segala yang lepas
ketika aku mencintaimu
mudah saja mengabaikan siapa diriku
2020
Khanafi, lahir di Banyumas, Jawa Tengah, pada 4 Maret 1995. Tulisan-tulisannya berupa puisi, cerpen, dan essay tersiar di beberapa media massa baik situs daring maupun cetak, serta terikut dalam berbagai buku antologi puisi. Beberapa puisinya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Prancis. Penulis berkhidmat di Forum Penyair Solitude. Mengarang puisi ditekuninya semenjak pertama menginjakkan kaki di bangku perkuliahan. Sehari-hari bekerja sebagai editor lepas. Sekarang penulis tinggal di Purwokerto dan tengah merampungkan buku kumpulan puisinya.
Bonus Foto